Tuesday, December 9, 2014

Cara Memulai Karir Sebagai Penulis Buku

Virus menulis buku kini mewabah di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini menunjukkan gejala positif masyarakat yang mulai menyukai kegiatan penulisan. Artinya, minat baca membaca masyarakat sudah mulai membaik. Oleh karena itu peuang untuk menjadi seorang penulis buku sangat terbuka bagi siapa saja yang ingin menghasilkan karya. Di jaman digital seperti ini, sangat mudah untuk menuangkan gagasan melalui program pengolah kata di komputer. Tidak sesulit jaman dulu saat hanya ada keras dan pena. Paling canggih mesin ketik, yang sekarang ini sudah hampir punah karena 'ribet' cara penggunaannya.

Menulis Tak Sesulit Dulu
Para penulis kini dimanjakan dengan pelbagai kemudahan dalam menulis. Ada PC, laptop, tablet, bahkan smartphone pun juga bisa menjadi sarana menulis. Jika tidak ada pengolah kata yang terinstal di sana, masih ada fitur notes seperti Evernote. Atau kalau mau lebih praktis lagi, penulis bisa menulis secara online di blog, email, atau wattpad. Benar-benar mudah dan tanpa kendala.

Dibalik semua kemudahan itu, ternyata tidak lantas membuat para penulis menjadi produktif menulis. Bahkan ada pula yang masih enggan untuk menulis dengan berbagai macam alasan. Sibuk, tak ada waktu, tak ada ide, writer's block, dan segudang alasan lainnya.

Sebenarnya, apa yang dialami penulis pemula juga dialami oleh penulis senior yang sudah malang melintang di bidang kepenulisan. Namun yang membedakan antara penulis pemula dan penulis profesional adalah kemauan untuk menapaki karir menulis buku secara bertahap.

Cara Mengawali Karir Menulis Buku

Ada banyak tips menulis yang tersebar di berbagai media, baik berupa buku panduan kepenulisan, artikel online, bahkan ada pula yang membuat seminar khusus untuk para pemula yang ingin mahir menulis. Setidaknya, mereka bisa membuat satu buku selama hidupnya.

Menulis Minimal Satu Buku

Cara termudah untuk menjadi penulis buku adalah dengan 'meniru' orang yang juga sudah berhasil menjadi penulis buku. Meniru di sini dalam artian yang positif lho! Kita meniru sikap dari para penulis yang sudah berhasil menelurkan sebuah buku karangannya sendiri. Entah itu buku fiksi maupun non fiksi, sah-sah saja tidak ada yang melarang.

Setiap buku yang diterbitkan pasti melalui proses atau tahapan-tahapan. Tidak tiba-tiba langsung ada. Penulis buku perlu menyiapkan segala sesuatunya sebelum bukunya lahir. Hal ini memerlukan proses yang cukup panjang. Anda dapat memulainya dengan mengikuti tahapan-tahapan menulis buku yang akan dijelaskan berikut ini.

Tahapan Menulis Buku

Ada bebeapa tahapan menulis buku. Secara singkat, tahapan itu terdiri dari:

1. Tahap Persiapan

Sebelum menulis buku, ada baiknya Anda menyiapkan bekal perjalanan untuk menulis. Menulis buku berbeda dengan menulis artikel, dimana penulisan artikel hanya membutuhkan waktu yang singkat sedangkan menulis buku memerlukan nafas panjang. tentunya kita memerlukan bekal yang cukup untuk membuat sebuah buku yang bagus.

Siapkan topik yang akan di tulis. Tentukan, apakah Anda akan menulis buku novel, true story atau buku non fiksi. Semakin jelas apa yang akan Anda tulis semakin baik. Tentukan judul dan berapa halaman perkiraan panjang naskahnya. Untuk pemula, sebaiknya tulislah naskah yang tidak terlalu panjang.

Tulislah Apa yang Paling Dekat dengan Anda

Kebanyakan penerbit menerima naskah sepanjang 100 halaman A4. Jumlah yang relatif singkat untuk penulis pemula. Jangan memaksakan diri untuk menulis hingga beratus-ratus halaman, karena jika kita mandeg di tengah jalan akan sulit mengembalikan mood menulis buku.

Setelah tema dan judul terpegang, saatnya anda merancang outline. Khusus naskah non fiksi, outline wajib ada karena berkaitan dengan efektivitas tulisan. Tulisan yang terlalu melebar akan membuat buku kehilangan daya tariknya. Orang akan bosan membaca buku yang 'tidak jelas' isinya.

Sedangkan untuk naskah fiksi, baik itu bovel atau kumpulan cerpen, outline boleh ada boleh tidak. Tergantung gaya penulisna yang Anda pakai. Untuk pegangan, biasanya penulis membuat sinopsis dan rencana bab agar kegiatan penulisan lebih terarah.

2. Tahap Penulisan

Saatnya menulis! Menulis adalah tentang menulis. Jangan berpikir yang macam-macam tentang menulis. Tulis saja yang ingin Anda tulis. Menulis akan lebih lancar jika ada semangat yang tinggi dalam menyelesaikan tulisan. Jaga mood penulisan agar tidak berhenti di tengah jalan.

Untuk penulis pemula, usahakan menulis setiap hari secara konsisten. Menulis 1-2 paragraf per hari secara rutin lebih baik daripada menulis 50 halaman sehari namun seminggu kemudian tidak menulis. Jaga konsistensi menulis dengan selalu membuka file tulisan Anda. Baca dan pandangi naskah Anda. Mau tidak mau Anda kan tergerak juga untuk menambahkan jumlah kata dalam naskah Anda.

Untuk buku yang memerlukan riset dan referensi, selalu sediakan referensi di dekat Anda baik itu berupa buku, artikel, dan sebagainya. Usahakan agar referensi itu tidak jauh dari jangkauan Anda. Semakin lengkap referensi yang Anda miliki, kegiatan penulisan akan semakin lancar.

Selama menulis, jangan pernah melakuakan pengeditan! Mengedit hanya akan membuat Anda kehilangan konsentrasi menulis. Mengedit hanya akan membuang waktu Anda. Tenang saja, akan ada masanya Anda membaca ulang dan mengedit. Menulis saja sampai selesai. Satu halaman sehari, lama-lama akan menjadi 7 halaman seminggu. Jika Anda rutin menulis 1 halaman sehari, maka dalam tempo 3 bulan Anda sudah memiliki naskah buku.

Menulis Buku Selama 3 Bulan

3. Tahap Pengendapan

Setelah menulis draft pertama, diamkan naskah itu barang 1 minggu. Usahakan tidak melihatnya lagi, lupakan sejenak agar nantinya Anda dapat mengevaluasi naskah itu secara objektif. Selama masa pengendapan ini, Anda dapat menulis naskah buku yang lain. Bisa juga Anda melakukan kegiatan lain diluar kegiatan kepenulisan.

4. Tahap Pengeditan

Setelah cukup lama diendapkan, bukalah kembali naskah yang Anda miliki. Editlah sendiri mulai dari kesalahan ketik, penyusunan kalimat, hingga membuang tulisan yang tidak logis. Saat mengedit, gunakan logika Anda, jangan ragu utnuk mengganti judul, membuang kelimat atau malah merombak total alur cerita yang tidak menarik. Jika Anda saj bosan membaca tulisan Anda, apalagi orang yang akan membacanya?

5. Tahap Publikasi

Tahap terakhir dari penulisan buku adalah mempublikasikannya. Di sini Anda dapat memilih metode penerbitan buku yang Anda inginkan. Bagi penulis pemula, biasanya akan mengikuti prosedur penerbitan standar di penerbit-penerbit besar.

Sebelum mengirimkan karya, siapkan karya Anda semenarik mungkin. Cocokkan jenis tulisan dengan kriteria yang dicari penerbit. Anda bisa melihatnya dari buku-buku yang sudah terbit dari penerbit yang sama. Cari informasi di internet, persyaratan yang diajukan penerbit seputar pengiriman naskah.

Anda dapat mengirimkan naskah dalam bentuk hardcopy melalui pos atau softcopy email. Itu semua tergantung dari persyaratan penerbit. Untuk mengetahui alamat penerbit, Anda daat mencarinya di internet atau pada bagian belakan sampul buku yang mereka terbitkan. Mudah, bukan?

Ayo Menulis Buku!

Nah, kini Anda sudah mengetahu bagaimana cara memulai karir sebagai penulis buku. Penjadi penulis merupakan kegiatan positif dan mulia. Apabila kita menuliskan ilmu yang kita meiliki dalam bentuk buku, maka kita akan dikenal sebagai penulis yang memberikan banyak manfaat bagi orang lain. Ini membuka ladang amal bagi kita, sekaligus menjadi profesi yang cukup menjanjikan.

Bagaimana, Anda tertarik mempraktekkanya?

Jangan lupa untuk menghubungi Jasa Rewrite Artikel Berkualitas untuk memesan artikel yang Anda inginkan.

(IT, Sumber Gambar: Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4. )

1 comments:

Terimakasih untuk imunya ya kawan

Back To Top